Ingatlah, Al-Imam As-Syafi'i berkata dalam kitabnya, Al-Umm :
" Ilmu bagaikan hewan buruan, mencatat ilmu sama dengan mengikatnya "

Abu Hanifah Muh.Faisal Al-Bantani Al-Atsary

Minggu, 17 Februari 2013

Uniknya Kehidupan yang Menarik


Pernah kah terfikirkan jika kehidupan yang kita jalani sudah kita ketahui apa yang akan kita lakukan, atau apa yang akan menimpa kita, atau apa  yang akan kita dapatkan. Pokoknya kita mengetahui masa depan kita seperti apa,,, ckckck... tentu hidup ini tidak akan menarik bukan. Rasanya tidak ada tantangan, dan tidak ada yang diperjuangkan. Tul ga .. Tul ga .. ?  Haha ...

 Seperti kita menonton sinetron atau membaca novel yang mudah ditebak kisah selanjutnya seperti apa atau kejadian yang selanjutnya seperti apa. Tentu akan sangat membosankan dan mudah jenuh. Menurut orang kebanyakan, cerita yang baik itu yang sulit ditebak apa yang terjadi kemudian.  Maka akan timbul rasa ingin tahu yang amat sangat, dan mungkin saja timbul ketegangan dan sensasi yang berbeda yang memancing kita untuk terus mengikuti sampai cerita itu usai.

Begitu juga kehidupan, jika datar seperti itu mungkin akan dirasa bosan. Tapi Allah memberikan kita rasa keinginan, yang terkadang keinginan kita itu tidak dikabulkan oleh Allah. Rencana kita tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tapi situ lah menariknya, disitu lah uniknya.
Rasa takut, cemas, atau kalut acap kali menyapa. Namun ingatkah bahwa mereka hadir karena perintahNya :

155. dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
157. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
( QS. Al-Baqarah : 155-157)

Allah menguji kita dengan rasa takut, rasa khawatir kekurangan harta, bahan makanan, dan nikmat2 lainnya. Sejauh manakah kita menyikapi ketakutan itu dengan kesabaran. Selebay apakah kita menyikapi ketakutan itu sampai2 ketakutan itu menguasai diri. Padahal ketakutan itu tidak setara dengan kelegaan yang didapat jika kita dapat melewatinya dengan indah. Kayak jerawat, kita sangat mencemaskan jerawat yang ada di wajah kita. Padahal jerawat itu tidak sebanding besarnya dengan kepala. Kalau jerawatnya lebih besar dari kepala kita, baru patut ditakutkan karena berarti yang jerawatnya ya kepalanya itu.. hahaha :D ( analisis yang aneh ^,^a )

Intinya, masalah ketakutan itu tidak akan sebanding dengan karunia Allah yang begitu besar yang akan kita dapatkan manakala kita termasuk orang2 yang diberi kabar gembira itu ( lihat ayat diatas, Al-Baqarah : 156-157 ). Kita sering kali mencemaskan hal-hal kecil yang sebetulnya tidak perlu dibesar-besarkan dan kadang2 hal itu muncul karena sikap optimis yang kurang. Padahal dengan kesabaran yang kita punya, karunia Allah tidak akan tergantikan manakala kita berhasil melewati cobaan itu. Karunia Allah itu yang akan membuat kita lebih tenang, lebih semangat, lebih optimis menghadapi hidup. Biarkan lah Allah berkehandak sesukaNya terhadap kita. 

Jika kita menghadapi ketidakcocokan atas keinginan kita dengan keinginan Allah, maka syukurilah karena ia begitu unik dan begitu indah. Kembalikanlah semuanya kepada Allah. Karena kita adalah hambanya yang akan kembali kepadaNya pula. ( lihat Al-Baqarah: 156 ) . Toh apapun yang Allah kehendaki pasti yang terbaik untuk hambaNya.

Yakinlah itu pasti. “sesungguhnya prasangka Allah, beserta prasangaka hambaNya”

Maka berprasangkalah yang baik2 untuk kebaikan diri kita.

Serahkan semuanya hanya kepada Allah saja.

Ketetapan yang baik hanya ketetapan yang ditetapkan oleh Allah.

Dan Rencana terbaik adalah rencanaNya pula. 

Allah..Allah..Allah..

*sumber : inspirasi sore_mqfm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Total Tayangan Halaman