Kehidupan ini ada saja godaanya. Ketika
kita sedang berada dipuncak keimanan, tentu hal tersebut tidak selalu tetap
pada posisinya. Kadang kondisi keimanan
kita berada di puncak, kadang tersungkur kebawah dikarenakan berbagai hal . Tapi
dengan kondisi seperti itu sikap cuek harus benar2 dihindari. Memperbaiki
keadaan dan berusaha istiqamah dijalurnya. Meski kadang terseok karena banyak
sekali kerikil2 atau batu besar yang menghabat perjalanan. Kadang dibuat nya
terluka sehingga perlu diobati. Sama hal nya dengan kehidupan ini yang
seringkali dikunjungi berbagai problem yang sering kali pula menurunkan kadar keimanan
serta ketaqwaan kita kepada Alla Azza wa Jalla. Obatnya hanya satu, yaitu Iman
dan Taqwa. ^^
Yang akan dibahas kali ini adalah
fenomena kefuturan yang sering kali menghampiri kehidupan ini. Sebelumnya kita
akan kupas dulu , apa sih makna dari futur itu. Futur itu berasal dari bahasa
arab yaitu فَتَرَ
– يَفْتُرُ - فُتُوْرًا yang
artinya lemah sesudah kuat. Lemah ketika iman kita
sudah berada dipuncak. Pernah kah
merasakan ketika tak semangat untuk beribadah, berdakwah, menuntut ilmu ???
saya yakin hal itu sering dialami oleh semua orang. Tapi bukan berarti
kefuturan ini tidak bisa diatasi. Dengan mengenali penyebab-penyebabnya, Insya
Allah kita bisa memahami dan belajar bagaimana mengatasi kefuturan tersebut.
Untuk itu, saya mencoba
menguraikan beberapa fenomena kefuturan yang terdeksi, agar kita dapat menangkis kefuturan
yg coba menghampiri hidup kita.
1.
Terjerumus dalam
kemaksiatan
Hal yang
pertama ini sangat dekat dengan kehidupan kita. Sering kali kita melakukan
kemaksiatan baik yang disadari maupun tidak. Jika tidak pandai kita untuk menjauhkan diri dari
kemaksiatan itu sendiri, maka kita akan menjadi orang yang sangat merugi.
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّهَا (10) ۞
۞
“ Sesungguhnya beruntunglah orang yang
menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori nya” ( QS. Asy-Syams (91) : 9-10 )
2.
Tidak tekun dan bermalas-malasan
Ketika kita tidak menyibukkan diri
dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat maka kita akan cendrung untuk
bermalas-malasan . Hal itu akan merembet kepada aktifitas lainnya yang terpancing untuk tidak segera ditunaikan .
3.
Memudarnya tali
ukhuwah
Ketika diri
merasa sering memiliki konflik dengan orang lain dan berhasil merenggangkan
ukhuwah diantara keduanya, maka hal ini termasuk penyebab datang nya futur.
4.
Terputusnya tali
persaudaraan
Putusnya tali persaudaraan maka akan terputus
pula dari rahmat Allah.
Dari
Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda : “ Sesungguhnya ketika Allah
telah selesai menciptakan alam semesta ini, rahim berkata : “disinikah ( dalam
perlindungan Allah) kedudukan orang yang berlindung kepada-Mu dari memutuskan
rahim ? ‘ Allah berfirman : ‘ Betul. Tidakkah engkau rela jika Aku
menyambung (rahmat Ku kepada ) orang yang menyambungmu dan memutuskan (rahmat-Ku)
dari orang yang memutuskanmu ?’. Rahim menjawab: “Rela”. Allah berfirman :”Itulah
bagianmu”.
Dan dari
surat Muhammad:22-23, yang artinya :
“ (23) Maka apakah kiranya jika kalian
berkuasa, maka kalian akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan
rahim (hubungan kekeluargaan) kalian ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah
dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka . “
5.
Terpaut dalam urusan duniawi dan mencintainya
۞ كَلَّا بَلْ تُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَ (20) وَتَذَرُوْنَ الْاَخِرَةَ (21) ۞
“(20)Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya
kamu ( hai manusia ) mencintai kehidupan dunia. (21) Dan meninggalkan kehidupan
akhirat.”
Jangan sampai
urusan duniawi lebih diutamakan dibanding dengan urusan akhirat. Pintar2 lah
memanage kedua urusan tersebut, karena akhirat dan duniawi haruslah seiring
sejalan.
6. Mengeluh dan takut akan musibah
Dengan mengeluh , akan menimbulkan sikap yang
pesimis . Tidak yakin untuk berbuat sesuatu. Dan takut akan musibah akan menghambat
potensi-potensi yang seharusnya ada. Menjadi penghalang untuk melangkah dan
berharap.
Dalam surat
Al-Ma’arij ayat 19-21 Allah berfirman yang artinya :
“ (19) Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. (20) Apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh-kesah, (21) dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat
kikir.”
7.
Mencela ma’ruf
dan tidak memperhatikan hal-hal yang kecil
Ketika nafsu telah merajai diri, maka
kebaikan-kebaikan pun diremehkan. Merasa
diri sudah yang paling benar. Merasa diri besar. Segan untuk mengambil hikmah
diantara kejadian-kejadian sepele namun mengandung hikmah .
8.
Banyak
berdebat dan bertikai
Tidak jauh berbeda dari point 7 tadi. Dengan
banyak berdebat hati ini cendrung akan mengeras dan menimbulkan sikap arogan
dan egois. Merasa diri paling benar dan ingin diikuti. Jarang bisa menghargai
pendapat orang lain.
Dalam surat An-Nahl (16) ayat 125-126,
Allah berfirman yang artinya :
“ (125)
Serulah (mereka) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhan-mu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
(126) dan jika
kamu memberi balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan
yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi, jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah
yang lebih baik bagi orang yang sabar.
Selanjutkan , mari kita kenali
penyebab-penyebab dari kefuturan itu
>>>>
1.
Jauh dari
suasana dan lingkungan iman dalam waktu yang lama
Allah berfirman :
“ Belum datangkah waktunya bagi
orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada
kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti
orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian
berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan
diantara mereka adalah orang-orang yang fasik. “
( QS. Al-Hadid : 16 )
2.
Jauh dari
pelajaran dan teladan yang baik
3.
Jauh dari
menuntut ilmu syari’at yang dapat memantapkan iman dalam hati
4.
Berada dalam
lingkungan yang penuh dengan maksiat
5.
Tenggelam dalam
kesibukan dunia
6.
Sibuk mengurus
harta benda, istri dan anak
Allah swt berfirman :
“ Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai
cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah lah pahala yang besar.”
( QS. Al-Anfal : 28 )
“ Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah lading. Itulah kesenangan
hidup di dunia; dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik ( syurga ).”
(QS. Al-Imran : 14 )
7.
Sering
berangan-angan
Allah swt berfirman :
“ Tentulah mereka berkata, ‘sesungguhnya pandangan kamilah yang
dikaburkan, bahkan kami adalah orang-orang yang kena sihir ‘.
( QS. Al-Hijr ( 15) : 15 )
( QS. Al-Hijr ( 15) : 15 )
Nah itulah materi kita kali ini. Semoga kita bisa mengambil pelajaran
dan pemaparan ini sedikit membantu untuk mengatasi kefuturan iman dalam diri.
So,,,update terus keimanan dalam diri dengan terus meningkatkan amal
yaumi ( amal harian ) dalam beribadah da banyak melakukan hal2 yang manfaat, so
pasti dijamin keimanan mu akan terus ter update. ^_*
Status FB aja sering di update, keimanan juga dong wajib di update setiap
harinya.. okee ^^V…
Semangat \(^o^)/
* buah hasil dari ngaji ^^V
Tidak ada komentar:
Posting Komentar