Ingatlah, Al-Imam As-Syafi'i berkata dalam kitabnya, Al-Umm :
" Ilmu bagaikan hewan buruan, mencatat ilmu sama dengan mengikatnya "

Abu Hanifah Muh.Faisal Al-Bantani Al-Atsary

Selasa, 19 Agustus 2014

Demi Sebuah Senyuman :-)

بسم الله الر حمن الر حيم

Demi sebuah senyuman, hanya butuh pengorbanan untuk melenyapkan segala kesedihan

Demi sebuah senyuman, hanya butuh memenangkan obat di atas segala luka

Demi sebuah senyuman, hanya butuh sabar menyambut kedatangan pelangi indah setelah rinai kedukaan

Demi sebuah senyuman, hanya butuh bertahan di penghujung pekatnya malam untuk tetap terjaga menunggu garis fajar menyapa

Demi sebuah senyuman, hanya butuh selimut pengharapan di tengah kedinginan asa dan berharap esok pagi akan ada angin yang lebih hangat yang membangunkan setiap mimpi menjadi nyata 

Membina Jiwa Paripurna

بسم الله الر حمن الر حيم

Membina jiwa yang paripurna ternyata butuh tekad yang bijaksana

->bijaksana untuk tegas menatap
-> bijaksana dalam langkah yang mantap
-> bijaksana dalam sikap yang cakap

Membina jiwa yang paripurna ternyata butuh tekad yang juga sempurna

-> sempurna dalam berharap
-> sempurna dalam mengatur siasat
-> sempurna untuk menjadi kuat

Membina jiwa yang paripurna ternyata pantang untuk merana

-> merana karena putus asa
-> merasa karena merasa sia-sia
-> merana karena merasa habis masa

Membina jiwa yang paripurna ternyata tidak cukup karena terlena

-> terlena karena kenyang akan sanjungan
-> terlena karena diraja-i angan-angan
-> terlena karena memegang kekuasaan

Membina jiwa yang paripurna itu ternyata sederhana

-> sederhana atas keinginan
-> sederhana atas kepemilikan
-> sederhana dalam berkepribadian

Selama belum bisa bijaksana, belum punya tekad yang sempurna, selama masih terlena, dan selama belum bisa sederhana…

maka„, 
'berparipurnalah' dalam belajar dengan paripurna yang 'sesempurna-sempurna' nya

Kamis, 07 Agustus 2014

Hati2lah ! Kau pun akan LEMAH karena 'nya' :-)

بسم الله الر حمن الر حيم

Dulu aku terlahir sempurna tak kurang satu apapun. Organ2 tubuh pun lengkap. Sehat berfungsi sebagaimana mestinya.

Lalu ibuku merawatku sedemikian rupa dgn kasih sayangnya. Makanan2 bergizi tinggi dan bervitamin lengkap beliau penuhi agar aku sehat selalu. Dan benar. Tubuhku sehat, kekar, gemuk, menggemaskan.
Namun dlm keadaan bgitu, tetap saja aku hanyalah bocah kecil yang jika terlempar sebuah  benda atau tersakiti aku pasti menangis. Begitu lemahnya diriku kala itu dibalik kemontokkan badanku saat itu yang begitu menggemaskan.

Kini.....
Ku tumbuh dari anak-anak menuju remaja, kemudian dewasa. Pertumbuhan ku pun cukup bagus karena jasa ibuku yang dengan telaten nya merawatku. Namun aku pun masih belum begitu kuat untuk menerima paparan dari luar. Pengaruh2 teman serta pergaulan yang di zamanku kala itu sudah terbilang cukup memprihatinkan etikanya. Ada yang berani membentak orgtuanya lah, berperangai buruk thdp teman2,  pun dengan orang yang tak dikenal selalu usil.

Kalau lah orangtuaku membiarkanku terjebam dalam lingkungan seperti itu, mungkin tidak ada beda nya aku dengan mereka.
Sudah dijaga betul2 pun acapkali perangaiku tak ubah nya seperti mereka pula. Tapi levelnya mungkin masih dibawah mereka. Hanya saja jika prilaku ku sudah kelewat batas menurut ukuran orgtuaku, seketika aku pun bisa langsung terdiam membisu jika ibuku sudah mulai serius dalam marahnya.

Aahh.. Betapa warna warni nya masa2 itu menjelang dewasa ini.

Dan sekarang.. Tebak lah.. Bagaimana wujudku dewasa ini.
Hmmm. Kurasa biasa saja :-)
Yg penting masih dlm tahap normal dan keadaan yang selalu mengharuskan aku terus bersyukur :-D

Setelah melewati beberapa fase itu, sudahkah aku kuat ???

Mgkin dlm beberapa hal aku cukup kuat. Namun bgtu banyak kelemahanku.

Salah satunyaaaaa....

Semakin dewasa, paparan yg datang semakin menggebu dan tak beraturan. Aku mulai mengenal rasa 'ini' dan 'itu'. Ya rasa 'itu'.. Ahh..Kau pun pasti pernah merasakannya..atau sedang merasakannya. Itu lah rasa nya. Rasa yang tak terlihat karena tempatnya begitu dalam..Dalam,,, sedalam kau menyelami palung lautan. Yang terkadang rasa itu tak tersentuh sama sekali karena saking dalam nya.

Kenapa ? Karena rasa itu bersemayam di 'hati'..
Yaaa.. Hati lagi.. Hati lagi..

Hmmmm :-)

Dalamnya lautan boleh lah dapat dikira, tapi ajaibnya, dalamnya hati siapa yg tau.

Seolah ia tersembunyi tak berjejak. Jarum dalam jerami pun punya kemungkinan untuk ditemukan. Tapi mencari rasa yg ada di dalam hati. Tak terkira sulit nya. Butuh waktu panjang. Untuk memahami, untuk menelisik...sebenarnya rasa apa itu.
Bukan manis, asam , asin, pedas, kecut.
Bukan. Tapi rasa yg berbeda.
Yg kadang tak terdeteksi, sehingga tak bernama.

Ya rasa... Rasa .. Rasa ..

ahh... Kau akan lemah karena nya.. :-)

Selasa, 05 Agustus 2014

Jejak di Penjuru Hati

بسم الله الر حمن الرحيم

Wahai Dzat yanga Maha Lembut ...

Tiadalah ku ingkari bahwa menghadirkanMu dalam setiap relung hati adalah suatu keniscayaan, tatkala Kau berjanji bahwa ketenangan yang hakiki akan datang manakala hamba-hambaMu menyertai namaMu dalam setiap ingatanNya.

Tiadalah kegusaran ada padaku mengingat akanMu. Justru semakin mengingatMu, semakin besar pula wujud kehambaanku dihadapanMu.

Sungguh nyatalah, bahwa Kau betul-betul berbeda dengan makhlukMu.
Nyatalah bahwa mengingat - ingat akan hambaMu justru membuat hati gusar kepayahan. Tak ku temukan  sedikitpun rasa senang dan tenang sebagaimana yang ku temukan ketika yang kuingat adalah diriMu.


Duhai Engkau yang Maha Lembut ...

 Bagaimanakah kiranya jika aku kehilanganMu. Tentu hilang pula fitrahku yang Kau ciptakan sebagai makhluk berhati lembut. Hilanglah caraku menerima segala kuasaMu atasku dengan kelembutan pula.
Tentu hancur binasa aku sebelum bertemu denganMu. Tentu bersepahlah harga diriku sebagai hambaMu. 

Duhai Engkau yang Maha Lembut ...

Begitu terasa lembut belaiMu mengobati luka hati yang tersayat oleh dosa dan maksiat. Begitu lembut Kau usap gores pilu yang menciderai setiap sisi hati. 
Akankah lagi ku sia-siakan Engkau dalam hatiku yang terlanjur 'rombeng' tak berbentuk. 
Duhai Engkau yang Maha Pencinta... Begitu tak layak tempat itu untukMu.

Tapi...
Bukankah Engkau yang Maha Lembut akan memberiku bentuk hati yang baru ???  :-)

Yaa... itu pasti.
Sebab ketenangan itulah yang membuktikan bahwa hati yang baru akan mulai menyemai kasih sayangMu di segala penjuru. 
Yaa.. Penjuru Hati. 
Hati yang Kau kehendaki.  :-)

Entri Populer

Total Tayangan Halaman