Ingatlah, Al-Imam As-Syafi'i berkata dalam kitabnya, Al-Umm :
" Ilmu bagaikan hewan buruan, mencatat ilmu sama dengan mengikatnya "

Abu Hanifah Muh.Faisal Al-Bantani Al-Atsary

Sabtu, 25 Mei 2013

Harapan ... Harapan ... dan Harapan

بسم الله الر حمن الر حيم

Ketika Allah memberikan sesuatu sesuai HARAPAN, maka bersyukurlah. 
Itu artinya Allah sayang kita :-)

Ketika Allah memberikan sesuatu jauh dari HARAPAN, maka bersyukurlah.
Itu artinya Allah memberikan yang terbaik untuk kita :-)

Ketika Allah belum memberikan sesuatu sebagaimana HARAPAN, maka bersyukurlah.
Itu artinya Allah memberikan kesempatan kita untuk mendekat kepadaNya, berikhtiar lebih sungguh-sungguh. Maka Allah akan mengabulkannya saat kita sudah siap menerimanya  :-)


Sumber : dari cacatan seorang ukhti yang tersimpan :-)    

Selasa, 21 Mei 2013

bukan kenangan yang sekedarnya ( bag.2 )


بسم الله الر حمن الر حيم

Naahhh… berbicara masa lalu , memanglah ada enaknya dan ada tidaknya. Masa lalu akan terkenang indah, jika ia tidak meninggalkan lara. Namun, masa lalu akan sangat menyakitkan manakala ia meninggalkan kenangan pahit yang membuat diri kita merasa sakit dan berhati sempit. Kenangan-kenangan indah  yang dulu pernah dirasa memanglah indah pada waktunya. Namun jika di kemudian hari hal itu berbalik menyakitkan, tentulah hal yang dulu sangat tidak diharapkan untuk terjadi. Yaaaa… itulah penyesalan. Setiap orang pasti lah tidak ingin merasakannya. Bagaimana tidak, harapan normal kita adalah kita hidup bahagia.  

Tapi bagaimana jadinya, jika bayang-bayang terdahulu selalu saja mengahantui. Hadir di setiap memory. Bukannya tidak ada usaha untuk menghiraukan nya. Tapi ia hadir begitu saja. Pada akhirnya hati kembali terluka. Air mata kembali tergenang.

Ada yang mengatakan bahwa, kenangan itu bukan untuk dilupakan karena sekeras apapun kita berusaha, pada akhirnya kenangan itu tambah melekat dalam otak kita. Justru kenangan diingat agar kita mampu meperbaiki kesalahan-kesalahan tempo hari.

Namun, jika kenangan itu justru masih membuat hati terluka. Maka tanyalah pada hati, apakah kau masih belum juga mengikhlaskannya ?? jika memang “iya” adalah jawabannya, maka kau tak akan pernah mendapatkan kebahagiaan yang kau harapkan.  

Yaaa... pada akhirnya  akan kembali kepada kesimpulan, bahwa keikhlasan atas kejadian di masa lalu adalah pintu menuju kebahagian di masa depan.  

sumber gambar : www.berbagaihal.com

Bukan Kenangan yang Sekedarnya ( bag.1 )

بسم الله الر حمن الر حيم

Sudah lebih dari 3 minggu, sejak pasca moment yang sangat mengusik emosi  jiwa itu berlangsung, entah kenapa hati ini tak kunjung lepas dari merananya. Walau wajah tersenyum, tingkah lincah dan energik, tawa yang jenaka,  tapi masih ada saja yang belum bisa menyempurnakan semangat itu.. yaa,,, hati ini diliputi rasa resah. Bahkan sebelum moment itu terjadi pun hati ini sudah dilanda keresahan yang demikian hebatnya. Entah kenapa. Jujur, saya baru merasakan hal ini. Suatu moment yang dimana disitulah seseorang merasa kehilangan sesuatu yang dulu begitu penting bagi dirinya. Tapi dari sanalah ia mengaku bahwa seiring  berlalu nya moment itu, hati sudah jauh lebih plong, lebih lega. 

Namun disana saya sangat menyadari bahkan merasakan ada segurat bahkan setumpuk penyesalan dan ketidak ikhlasan dibalik perkataannya yang mencoba untuk  tegar dan meyakinkan saya saat itu bahwa ia kuat.  Yaaaaaa,,, saya sangat merasakan hal itu. Ntah lah… perasaan itu begitu kuat menguasai diri saya, hingga setiap merasakan kegetiran itu menetes lah air mata yang tak kuat lagi untuk dibendung dan akhirnya terisak. Sangat sakit, sangat pedih. Tapi apa yang bisa saya perbuat. Saya hanya bisa mengamini takdir yang sudah terjadi. Menyesali pun tak ada gunanya lagi.

Ia sempat bertanya, “kenapa sih kamu yang sedih, kamu yang nangis. Kan saya yang menjalani ini semua?”
Hftttt… pertanyaan itu hanya dijawab dengan kebisuan.

Di situlah saya berfikir seraya bertanya pada diri sendiri, “sebenarnya untuk apa air mata ini, untuk apa rasa sakit ini ?”  Tapi ya itu lah yang saya rasakan . Persoalan hati memang tidak selalu menuntut adanya  jawaban. Di lain waktu, mungkin hanya hati lah yang bisa menjawabnya tanpa harus berbentuk sebuah kalimat yang dapat menjelaskan itu semua.
Pada kesempatan lain, ia mengaku bahwa dirinya telah bangkit. Mencoba untuk membangun semangat baru. Dengan keceriaannya, saya melihat usahanya untuk bangkit lagi. Mengisi hari-hari kedepan dengan rencana-rencana yang sempat tertunda.  Ia mulai berjalan sedikit demi sedikit, meski masih terlihat lunglai karena dukanya pun belum pulih betul. Saya dukung dengan support . Ikhlas benar2 ikhlas. Saya tidak ingin melihat ia pilu lagi, berduka lagi, mendengarnya menangis lagi.

Namun terkadang di waktu yang lain, rasa sakit hati pun saya alami. Ntah faktor apa, saya pun tidak mengerti. Akhirnya saya pun menangis juga. Kembali saya bertanya, untuk apa saya menangisinya. Namun tetap tidak menemukan jawaban. Ntah lah, moment 3 minggu yang lalu itu selalu muncul dalam memory. Seakan saya hadir di saat itu, saya mengalami semua kejadian pada saat itu, seolah-olah saya terlibat dalam moment itu. Mungkin saat ini, hanya Allah yang mengerti apa yang saya alami.

Pengakuannya tempo hari, menjelang moment itu, ia sempat menceritakan sesuatu yang penting , yang dulu pernah ia lakukan terhadap saya tanpa saya ketahui . Mendengarnya saya kecewa, miris, sakit hati, ingin marah, kesal. Namun, saya hanya bisa tersenyum miris, dan bertanya untuk meyakinkan bahwa itu telah terjadi. Marah pun untuk apa. Menggerutu pun buat apa. Ahhh… ia pun menyesalinya . Mengakui bahwa itu salah. Tapi disitulah hati saya terluka. Di situ lah ia menggoreskan perih yang begitu dalamnya.

Namun, saya mencoba untuk memaafkannya, dan menerimanya. Dan ia meminta agar saya tetap kuat, dan menjadi penguat baginya. Maklum itu pun akhirnya membuka pintu maaf baginya. Jika boleh berpendapat , semua orang pasti lah punya masa lalu, yang seolah-olah tak termaafkan. Namun pintu maaf tak pernah memberi batas untuk seseorang yang berusaha memperbaiki kesalahannya terdahulu.

( bersambung ke http://zaracecantia.blogspot.com/2013/05/bukan-kenangan-yang-sekedarnya-bag2.html)


sumber gambar : www.berbagaihal.com

Jumat, 17 Mei 2013

Kuat dan Serasi :)

بسم الله الر حمن الرحيم

Berada di taman dan di antara bunga-bunga yang tumbuh lagi bermekaran seolah berada di alam yang tak ada penghalang kebahagiaan
Warna warni yang beragam mengundang rasa nyaman yang tak terlukiskan
Ku perhatikan mahkota-mahkota bunga itu tampak seperti wajah manusia yang diliputi keceriaan
Raut wajah yang sedari dulu terpancar kebahagiaan tak pernah sirna oleh gangguan sekitar

Kuperhatikan satu persatu, ku dapati dua  bunga yang nampak sendiri di tempat yang tidak begitu jauh
Mereka terlihat berkuasa di singgasananya dengan kesendiriannya
Begitu jelas jejak nya karena baru dipaksa pisah dengan bunga yang lain
Karena bunga yg lain itu  di tempatkan di tempat yang baru oleh pemiliknya

Namun , aku yakin sebentar lagi mereka pun tak lagi sendiri karena satu bunga yang lain pun telah disediakan untuk menemaninya
Bukan sebagai rumput yang mengganggu, tapi sebagai kawan yang menguatkan
Meski suatu saat angin kencang  selalu mencoba mencondongkan mereka dari tempatnya
Namun mereka terus bertahan meski terkadang pertahanan mereka tak selalu kuat dan itu  meninggalkan bekas

ahh aku tersadar dari lamunan ku...
Kulihat lagi salah satu bunga yang sendiri itu nampak mulai condong kebawah
Batangnya  mulai goyah.
Apa mungkin dia sedikit terusik ketika kawannya diambil oleh pemiliknya ? Ntah lah..  
Namun bunga yang disampingnya berdiri kokoh seakan memberi makna untuk menguatkan

Semakin condong bunga itu karena tempaan angin, akhirnya meliuk patah lah batangnya
Sehingga bunga itu jatuh terkulai tak berdaya
Aku beringsut dari tempatku berdiri, berfikir bagaimana caranya agar ia tegak kembali
Ku mantap kan hati, ku cabut bunga itu dari pertahanannya
Ku gunting bagian yang rusaknya, kemudian ku tanam kembali
Sehingga kudapati bunga itu bersanding sejajar dengan bunga yang satunya lagi   

Kini mereka Kuat dan Serasi :)

 sumber gambar : www.anggiatbutar.blogspot.com

Dahaga Pasir Alam

بسم الله ال حمن الرحيم
Desir  ombak mengalun riuh
Menyapa suasana alam yang kian rapuh
Lambat Laun angin pun mengerti
Hingga ia menyapa kembali

Matahari terik turut membawanya
Ke tempat dimana ia harus mengabdi
Hingga sampailah waktunya turun
Menyapa alam hijau dalam fatamorgana gurun

Keringnya pasir pantai, letih menunggu sapaan
Kapankah kiranya lautan menyapa
Seperti pasir di tepian pantai yang selalu basah karena sapaannya

Haruskah ia berjalan diantara ribuan bahkan milyaran halangan
Sekiranya ia dapat, tentulah ia mampu mencapai ujung tepian itu
Dan sekiranya lautan mengerti, bisakah kau menyapaku disini
Atau menungguku datang menghampiri tanpa sepi

sumber gambar : www.pasirpantai.com

Entri Populer

Total Tayangan Halaman