بسم الله الر حمن الر حيم
Lihat lah serpihan harapan itu. Lihatlah dengan jelas, ia sedang menuju langit. Meskipun tak berbentuk sempurna. tapi serpihan2 itu menuju langit yg sama.
Mungkinkah mereka ditakdirkan utk bercerai berai, agar kian luas mereka meninggi. Menyemai harapan di setiap sisi langit.
Lihat lah serpihan harapan itu. kok bentuk nya lain dari serpihan lainnya. Lebih besar. Harapan milik siapa itu ? Ah beruntung lah ia, harapan terbesarnya tengah meninggi.
Baru saja ku siap2 hendak melayangkan harapan, tiba2 tawaran indah menghampiri. ssttt ada yg menawarkan jasa untuk menerbangkannya. Mana mungkin ku tolak :D
Tanpa babibu, lekas saja ia berkemas untuk menerbangkan harapan2ku. Ah siapa lelaki ini, baik betul. Tanpa pamrih, tanpa niat jahat. tanpa keluh kesah. Namun tanpa basa-basi pula. Buat kaget saja. :D
Lalu mulailah ia terbangkan harapan2ku itu sambil duduk di pasir putih yang begitu bersih. aku pun turut duduk. Lalu ia bertanya, “harapanmu yang satu itu terlihat sedikit besar dari yang lain, apa isinya ?”
ahh..mendengar p’tanyaan itu aku tersipu malu sambil menjawab “hmm hanya sebuah harapan suci, tak lebih”. dia seolah paham sambil mengeluarkan kata “ohhh”..
"aku pun baru saja menerbangkan harapan terbesarku", jelasnya.
"apa yg kulihat tadi itu harapan milik mu ?" tanyaku. dia m’jawab "iya..karena yang menerbangkan harapan di tempat ini hanya kita" lanjutnya.
"apa? hanya kita? " tanyaku seolah tak percaya.
“iya” jawabnya.
"bagaimana bisa orang banyak tak tahu tempat ini ?" tanyaku
"tempat ini hanya diperuntukkan bagi orang yang yakin dan tak putus asa dengan harapan2nya, makanya sedikit sekali mereka yang berkunjung kesini, sebab banyak orang yang putus asa akan harapannya" jelasnya.
"oh bgtuuu" jawabku sekena nya. Sambil ku sapu pandanganku ke daerah sekitar. Memang benar, tempat ini sepi. Aku baru sadar.
"hmm memangnya, harapan terbesar mu apa? kok besar sekali ?" tanyaku penasaran.
”harapan itu sekedar harapan kekuatan” jelasnya.
"kekuatan ? hanya itu ?" tanyaku.
"ya, hanya itu" jawabnya.
merasa tak puas ku lanjutkan pertanyaan ku ” kekuatan untuk ?”
"…untuk memikul tanggungjawab besar, makanya harapan itu besar pula bentuknya bukan ? sebab tanggung jawab itu syurga dan nerakaku. Harapan itu lah yang aku utamakan untuk memboyong istri, anak, dan keluargaku kelak menuju syurgaNya." jelasnya dengan mantap.
Aku mengangguk takjub. “harapan yg indah, beruntung sekali mereka yg akan kau ajak kesana” jawabku sedikit iba.
” lho, kok cemberut begitu ?” tanya nya.
"karena harapan besar punya ku itu, kelak ada yg memegang erat tanganku menuju kesana, tak meninggalkanku barang sedikit pun" paparku.
”aku tahu” jawab nya.
"kok bisa ?" tanyaku keheranan.
dia bangkit dari duduknya sambil menjawab, “sebab itu lah ku bantu untuk melangitkan harapanmu, karena ku perintahkan harapan terbesarku untuk menanti harapanmu itu diatas sana kemudian terbang bersama menuju langit tertinggi”.
kemudian ia melangkah pergi, meninggalkan aku yang tengah kaku mendengar kata-katanya barusan.
Mendengar jawabannya sontak kepalaku pusing. sedikit berkunang2. Mataku sempat menangkap sebuah ukiran di langit sana yang tertulis “DOA”. kemudian pandanganku gelap.
Tersadar, ku bangun dari baringku. Ya Allah, ternyata mimpi. beralaskan sejadah pula. hmm.. indah betul mimpi itu.
Hey!! siapa lelaki tadi. Haduh…(*tepok jidat)
Kenapa tak kuberanikan diri tadi sedikit saja menoleh untuk mengintip wajah nya atau sekedar menanyakan namanya. ahh… menyesal memang sifatnya susulan.
Tapiii…jawabannya tadi membuatku jatuh cinta.
Bahagianya menantimu. Kuharap waktu tak berjalan lamban :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar