![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2dckCZwhx4tGDazPon1YAoGXSs3mv_tGLH5w0ZY29VwR-HcBn1rM9f6oiqriFUGnzl41UuiHVXvNkiXNKzcXJqwKTm5XYrKSTOeNF6HeXdYCiGHeHWCSox1ajiX_a46pokzchls8M76Ta/s200/respon2.jpg)
“
Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang
pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu “. ( QS.
Adz-Dzariyyat : 50 )
Dalam
bahasa arab , respon yang cepat disebut : “Sur’atul Istijabah”.
Dalam keadaan apapun, kita mesti memiliki
sikap yang dapat cepat untuk kembali kepada kondisi yang mengantarkan kita
dekat dengan Allah. Karena semua urusan hanya Allah lah yang berkuasa atasnya. Sekeras
apapun kita berusaha jika Allah menghendaki kita dalam bersusah payah untuk
menghadapinya, maka terjadilah. Namun dibalik semua itu, terdapat pelajaran yang
sangat berharga. Mungkin saja Allah menguji kita dan menghendaki kita untuk
tetap besabar dan tidak membanggakan diri atas keberhasilan suatu urusan,
karena yang berkuasa hanyalah Dia. Maka dari itulah Allah berkehendak agar kita
tidak terlena dan selalu mengingatnya dalam kondisi apapun. Seseorang yang
memiliki kebiasaan merespon dengan cepat, sifatnya dinamakan “ruhul istijaba”
. Dalam artian, ia mempunyai ruh/jiwa
yang senantiasa merespon sesuatu dengan segera.
Nah, adapun
karakter Ruhul Istijabah :
- Dia
akan merespon sesuatu degan cepat dan bersegera . Tidak akan menunda-nunda
pekerjaan.
- Tidak
menunda kebaikan. Tidak perlu berfikir lama untuk beramal baik.
- Amal disertai ihsan. Beramal dengan maksimal. Kemudian menghasilkan amal yang baik pula, seperti : shalat yang khusyuk, tilawah yang tartil,dll.
Datangnya
Ruhul istijabah didapat dari :
- Buah
dari keimanan. Jika kita memiliki keimanan yang kuat, maka secara otomatis
kita akan bersegera atas sesuatu, apalagi yang sifatnya amanah. Tentu akan
sangat mengusik hati dan fikiran apabila amanah tidak disegerakan untuk
ditunaikan.
- Lahir
dari hati yang tidak lalai
- Hati
yang selalu terpelihara oleh Allah.
Aspek Sur’atul
Istijabah
- Istijabah
Fiqriyah
Bersegera
dengan akal fikiran. Berkontribusi dalam hal pemikiran, baik ide,konsep atau
sekedar masukan .
- Istijabah
Nafsiyah
Bersegera
dalam diri. Maksudnya, menghadirkan diri untuk berkontribusi dalam acara
keislaman terutama gerakan dakwah. Jika diri merasa tidak mampu atau tidak
sempat untuk menyumbangkan masukan atau hal2 yg berhubungan dengan fikiran,
menghadirkan diri dalam acaranya pun sudah cukup.
- Istijabah
Maaliyah
Bersegera
dengan harta
- Istijabah
Harakiyah
Bersegera
dengan amal/bergerak
Agar kita
memiliki ruhul istijabah dalam diri kita, maka sering2 lah untuk mengEVALUASI
DIRI ( muhasabah ) dan meMOTIVASI DIRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar