Ingatlah, Al-Imam As-Syafi'i berkata dalam kitabnya, Al-Umm :
" Ilmu bagaikan hewan buruan, mencatat ilmu sama dengan mengikatnya "

Abu Hanifah Muh.Faisal Al-Bantani Al-Atsary

Rabu, 31 Oktober 2012

Respon yang Cepat


Untuk  sebuah kata “lambat” seringkali membuat kesal, karena sesuatu yang kita butuhkan seringkali pula kita hendaki cepat  tertunaikan. Namun kendala keterlambatan itu tidak bisa kita pungkiri adanya. Dan seringkali pula faktornya dari diri kita sendiri.  Management yang kurang tepat atau ketidak fokusan kita dalam mebereskan suatu urusan menjadi kendala dalam merespon sesuatu dengan cepat. Dan alhasil membuat kita jenuh, malas untuk meneruskan hal yang belum beres, dan hal-hal lain yang membuat kita tidak maksimal dalam beraktifitas. Untuk itu , coba kita hayati ayat-ayat cinta dari Yang Maha Cinta yang artinya :
    
“ Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu “. ( QS. Adz-Dzariyyat : 50 )

Dalam bahasa arab , respon yang cepat disebut : “Sur’atul Istijabah”.

 Dalam keadaan apapun, kita mesti memiliki sikap yang dapat cepat untuk kembali kepada kondisi yang mengantarkan kita dekat dengan Allah. Karena semua urusan hanya Allah lah yang berkuasa atasnya. Sekeras apapun kita berusaha jika Allah menghendaki kita dalam bersusah payah untuk menghadapinya, maka terjadilah. Namun dibalik semua itu, terdapat pelajaran yang sangat berharga. Mungkin saja Allah menguji kita dan menghendaki kita untuk tetap besabar dan tidak membanggakan diri atas keberhasilan suatu urusan, karena yang berkuasa hanyalah Dia. Maka dari itulah Allah berkehendak agar kita tidak terlena dan selalu mengingatnya dalam kondisi apapun. Seseorang yang memiliki kebiasaan merespon dengan cepat, sifatnya dinamakan “ruhul istijaba” .  Dalam artian, ia mempunyai ruh/jiwa yang senantiasa merespon sesuatu dengan segera.

Nah, adapun karakter Ruhul Istijabah :
  1. Dia akan merespon sesuatu degan cepat dan bersegera . Tidak akan menunda-nunda pekerjaan.
  2. Tidak menunda kebaikan. Tidak perlu berfikir lama untuk beramal baik.
  3. Amal disertai ihsan. Beramal dengan maksimal. Kemudian menghasilkan amal yang baik pula, seperti : shalat yang khusyuk, tilawah yang tartil,dll. 
Datangnya Ruhul istijabah didapat dari :
  1. Buah dari keimanan. Jika kita memiliki keimanan yang kuat, maka secara otomatis kita akan bersegera atas sesuatu, apalagi yang sifatnya amanah. Tentu akan sangat mengusik hati dan fikiran apabila amanah tidak disegerakan untuk ditunaikan.
  2. Lahir dari hati yang tidak lalai
  3. Hati yang selalu terpelihara oleh Allah.
Aspek Sur’atul Istijabah
  1. Istijabah Fiqriyah
Bersegera dengan akal fikiran. Berkontribusi dalam hal pemikiran, baik ide,konsep atau sekedar masukan .

  1. Istijabah Nafsiyah
Bersegera dalam diri. Maksudnya, menghadirkan diri untuk berkontribusi dalam acara keislaman terutama gerakan dakwah. Jika diri merasa tidak mampu atau tidak sempat untuk menyumbangkan masukan atau hal2 yg berhubungan dengan fikiran, menghadirkan diri dalam acaranya pun sudah cukup.

  1. Istijabah Maaliyah
Bersegera dengan harta

  1. Istijabah Harakiyah
Bersegera dengan amal/bergerak

Agar kita memiliki ruhul istijabah dalam diri kita, maka sering2 lah untuk mengEVALUASI DIRI ( muhasabah ) dan meMOTIVASI DIRI.


Entri Populer

Total Tayangan Halaman