“ Wahai para pemuda, mulailah
untuk peka terhadap mereka, para orang tua“
Hmmmm...
Sebagian besar anak muda zaman
sekarang sering kali mengeluh. Entah mengeluh soal keluarga,
soal sekolah, kuliah, materi, ketidakpuasaan, dan masih banyak lagi.
Mereka pun sering mengeluhkan
masalah tindakan orang tua nya terhadap mereka.
“ Huh, kenapa sih aku selalu diatur-atur, harus begini lah,
begitulah. Aku kan udah gede, ngapain sih masih repot2 ngatur aku. Aku kan gak
suka . Trus kenapa sih apa yang pengen aku lakuin selalu ditanya ini dan itu. Aku
kan juga sebel ditanyain terus. Kepo
banget orang tua tuh yaaaa...“
Yaaaaaaa,,, masih banyak lagi
keluhan2 yang berirama serupa.
Yaaaa... dengan keluhan seperti
itu akan membentuk kepribadian mereka
menjadi seorang yang selalu melawan,
pembangkang, pembohong, pencaci, bahkan durhaka.
Masya Allah... jika tidak
dituruti keinginannya keluarlah kata2 yang berhias binatang piaraan, atau kata2
“gaul” para preman... hmmmm...
Wahai anak muda, ketahuilah dan
coba buktikan di masa ketika kamu menjadi seorang ayah atau seorang ibu.
Coba buktikan ketika kalian
mengalami masa2 perguliran sebagai orang tua.
Ketika seorang wanita sedang
mengalami proses melahirkan, maka akan dirasakan lah secara tiba2 kasih sayang
yang amat sangat terhadap ibunya. Barulah ia sadar, ia tahu, betapa sakitnya ,
betapa payahnya melahirkan seorang anak itu.
Baru lah tersadarkan, apaaa yang
saya perbuat terhadap ibu belakangan ini. Syukur bisa dirasa ketika saat proses
melahirkan sang ibu ada di sisinya. Menemaninya berjuang , membisikkan do’a2
terbaiknya sepanjang zaman, memotivasinya melebihi sang motivator ulung.
Tapi apa daya jika ditengah
perjuangan menantang maut itu, sang ibu justru sudah berada di Sisi-Nya, Sang
Khalik. Hmmmmmmmmm..... hanya sesal yang
dirasa. Ntah akan dilarikan kemana permintaan maaf ini dan akan dihulukan kemana aliran air mata ini, atas
kelakuan yang tak patut ditunjukkan kepada ibuku..
Rabbi, hanya sesal yang dirasa. Perih rasanya...
Baru lah mereka akan membenarkan
nasihat2 atau perkataan ibunya yang selalu dibantah nya, selalu dilawannya...
Begitu pun ketika seorang anak
lelaki yang sering kali menghambur-hamburkan uang yang diamanahkan untuk
kepentingan lain, bukan untuk dirinya. Ia hambur2 kan untuk berfoya2 dengan
teman2 nya.
Baru lah dirasa payah nya
menunaikan kewajiban sebagai seorang suami dan menjadi seorang ayah untuk menafkahi
anak dan istrinya, bahkan jika mampu membiayai pula kedua orang tuanya dan
mertuanya. Membanting tulang, menguras otak hanya untuk mendapatkan uang untuk
biaya sehari-hari,biaya sekolah anak, dan kebutuhan lainnya.
Rabbi, tak ku ragukan dulu ,, tak
kupedulikan dulu... bagaimana ayah mencari nafkah untuk menyekolahkan ku. Sedang,
apa yang ku perbuat. Menghambur2kan uang
yang bahkan bukan untuk memenuhi kebutuhan ku, melainkan untuk SPP kuliah,
untuk melunasi buku2 kuliah ku... hanya
kesia-siaan yang ayah ku dapat jika ia mengetahui perbuatan ku dulu.
Dulu, aku sering menyuruh kekasih
ku untuk berbohong agar ia bisa keluar rumah untuk nge-date dengan ku malam2. Kusuruh
ia berbohong, untuk mengerjakan tugas dirumah salah satu teman. Padahal kami
berdua pergi ke sebuah tempat yang kurang begitu ramai dilewati orang. Hanya
untuk memenuhi permintaan ku.
Namun, apa yg kurasakan kini. Begitu
cemas nya aku memikirkan anak gadis ku terlambat pulang. Apa yang ia kerjakan
diluar sana ? Apakah permintaan izin nya
siang tadi memang betul2 benar dengan kenyataanya...
Rabbi, aku sangat mengkhawatirkan
anak gadis ku itu.
Jelas lah kesadaran ku kini,
bahwa jika ku tahu anakku berbohong hanya untuk menuruti permintaan kekasihnya
itu,,, hatiku perih tak terbantahkan lagi....
Betapa dulu, orang tuanya begitu
menjaga nya ketat. Yaaaa... inilah yang beliau rasa dulu. Rasa cemas yang
mendalam...
Andai ku tahu dulu rasa ini, aku
enggan untuk menyuruh kekasih ku berbohong hanya untuk menuruti permintaanku..
Ya... semua penolakan orang tua
kepada kita, nasihat2 nya... suatu saat akan kita yakini benar adanya...
Renungkan saudaraku, maka kamu
akan sadari betapa dahsyat bahasa cinta mereka untuk kita, yakinlah J