Ingatlah, Al-Imam As-Syafi'i berkata dalam kitabnya, Al-Umm :
" Ilmu bagaikan hewan buruan, mencatat ilmu sama dengan mengikatnya "

Abu Hanifah Muh.Faisal Al-Bantani Al-Atsary

Jumat, 27 April 2012

Fenomena Kefuturan



Kehidupan ini ada saja godaanya. Ketika kita sedang berada dipuncak keimanan, tentu hal tersebut tidak selalu tetap pada posisinya.  Kadang kondisi keimanan kita berada di puncak, kadang tersungkur kebawah dikarenakan berbagai hal . Tapi dengan kondisi seperti itu sikap cuek harus benar2 dihindari. Memperbaiki keadaan dan berusaha istiqamah dijalurnya. Meski kadang terseok karena banyak sekali kerikil2 atau batu besar yang menghabat perjalanan. Kadang dibuat nya terluka sehingga perlu diobati. Sama hal nya dengan kehidupan ini yang seringkali dikunjungi berbagai problem yang sering kali pula menurunkan kadar keimanan serta ketaqwaan kita kepada Alla Azza wa Jalla. Obatnya hanya satu, yaitu Iman dan Taqwa. ^^

Yang akan dibahas kali ini adalah fenomena kefuturan yang sering kali menghampiri kehidupan ini. Sebelumnya kita akan kupas dulu , apa sih makna dari futur itu. Futur itu berasal dari bahasa arab yaitu فَتَرَ
– يَفْتُرُ - فُتُوْرًا yang artinya lemah sesudah kuat.  Lemah ketika iman kita sudah berada dipuncak. Pernah kah merasakan ketika tak semangat untuk beribadah, berdakwah, menuntut ilmu ??? saya yakin hal itu sering dialami oleh semua orang. Tapi bukan berarti kefuturan ini tidak bisa diatasi. Dengan mengenali penyebab-penyebabnya, Insya Allah kita bisa memahami dan belajar bagaimana mengatasi kefuturan tersebut.
Untuk itu, saya mencoba menguraikan beberapa fenomena kefuturan yang terdeksi, agar kita dapat menangkis kefuturan yg coba menghampiri hidup kita.

1.       Terjerumus dalam kemaksiatan
Hal yang pertama ini sangat dekat dengan kehidupan kita. Sering kali kita melakukan kemaksiatan baik yang disadari maupun tidak. Jika tidak pandai kita untuk menjauhkan diri dari kemaksiatan itu sendiri, maka kita akan menjadi orang yang sangat merugi.

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّهَا (10) ۞   ۞
“ Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori nya”  ( QS. Asy-Syams (91) : 9-10 )

2.       Tidak tekun dan bermalas-malasan
Ketika kita tidak menyibukkan diri dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat maka kita akan cendrung untuk bermalas-malasan . Hal itu akan merembet  kepada aktifitas lainnya  yang terpancing untuk tidak segera ditunaikan .

3.       Memudarnya tali ukhuwah
Ketika diri merasa sering memiliki konflik dengan orang lain dan berhasil merenggangkan ukhuwah diantara keduanya, maka hal ini termasuk penyebab datang nya futur.

4.       Terputusnya tali persaudaraan
Putusnya tali persaudaraan maka akan terputus pula dari rahmat Allah.

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda : “ Sesungguhnya ketika Allah telah selesai menciptakan alam semesta ini, rahim berkata : “disinikah ( dalam perlindungan Allah) kedudukan orang yang berlindung kepada-Mu dari memutuskan rahim ? ‘ Allah berfirman : ‘ Betul. Tidakkah engkau rela jika Aku menyambung (rahmat Ku kepada ) orang yang menyambungmu dan memutuskan (rahmat-Ku) dari orang yang memutuskanmu ?’. Rahim menjawab: “Rela”. Allah berfirman :”Itulah bagianmu”.

Dan dari surat Muhammad:22-23, yang artinya :
 “ (23) Maka apakah kiranya jika kalian berkuasa, maka kalian akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan rahim (hubungan kekeluargaan) kalian ?  Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka . “

5.       Terpaut dalam urusan duniawi dan mencintainya
۞ كَلَّا بَلْ تُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَ (20)  وَتَذَرُوْنَ الْاَخِرَةَ (21) ۞
“(20)Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu ( hai manusia ) mencintai kehidupan dunia. (21) Dan meninggalkan kehidupan akhirat.”

Jangan sampai urusan duniawi lebih diutamakan dibanding dengan urusan akhirat. Pintar2 lah memanage kedua urusan tersebut, karena akhirat dan duniawi haruslah seiring sejalan.

6.       Mengeluh dan takut akan musibah
Dengan mengeluh , akan menimbulkan sikap yang pesimis . Tidak yakin untuk berbuat sesuatu. Dan takut akan musibah akan menghambat potensi-potensi yang seharusnya ada. Menjadi penghalang untuk melangkah dan berharap.

Dalam surat Al-Ma’arij ayat 19-21 Allah berfirman yang artinya :
“ (19) Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. (20) Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah, (21) dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir.”

7.       Mencela ma’ruf dan tidak memperhatikan hal-hal yang kecil
Ketika nafsu telah merajai diri, maka kebaikan-kebaikan pun diremehkan.  Merasa diri sudah yang paling benar. Merasa diri besar. Segan untuk mengambil hikmah diantara kejadian-kejadian sepele namun mengandung hikmah .  

8.       Banyak berdebat dan bertikai
Tidak jauh berbeda dari point 7 tadi. Dengan banyak berdebat hati ini cendrung akan mengeras dan menimbulkan sikap arogan dan egois. Merasa diri paling benar dan ingin diikuti. Jarang bisa menghargai pendapat orang lain.

Dalam surat An-Nahl (16) ayat 125-126, Allah berfirman yang artinya :
“ (125) Serulah (mereka) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
(126) dan jika kamu memberi balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi, jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.

Selanjutkan , mari kita kenali penyebab-penyebab dari kefuturan itu

>>>> 

1.       Jauh dari suasana dan lingkungan iman dalam waktu yang lama
Allah berfirman :

“ Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang yang fasik. “
( QS. Al-Hadid : 16 )

2.       Jauh dari pelajaran dan teladan yang baik
3.       Jauh dari menuntut ilmu syari’at yang dapat memantapkan iman dalam hati
4.       Berada dalam lingkungan yang penuh dengan maksiat
5.       Tenggelam dalam kesibukan dunia
6.       Sibuk mengurus harta benda, istri dan anak

Allah swt berfirman :
“ Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah lah pahala yang besar.”
( QS. Al-Anfal : 28 )

“ Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik ( syurga ).”
(QS. Al-Imran : 14 )

7.       Sering berangan-angan

Allah swt berfirman :
“ Tentulah mereka berkata, ‘sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang-orang yang kena sihir ‘.
( QS. Al-Hijr ( 15) : 15 )

Nah itulah materi kita kali ini. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan pemaparan ini sedikit membantu untuk mengatasi  kefuturan iman dalam diri.
So,,,update terus keimanan dalam diri dengan terus meningkatkan amal yaumi ( amal harian ) dalam beribadah da banyak melakukan hal2 yang manfaat, so pasti dijamin keimanan mu akan terus ter update. ^_*

Status FB aja sering di update, keimanan juga dong wajib di update setiap harinya.. okee ^^V…

Semangat \(^o^)/

* buah hasil dari ngaji  ^^V

Kamis, 26 April 2012

Hati..Hati..Hati..Hati..


Hati - hati  dengan hati
yang mudah terkotori

Hati - hati dengan hati
yang bisa terdzalimi

Hati - hati dengan hati
yang inginnya di temani

Hati - hati dengan hati
yang kadang-kadang dirasa sepi

Hati - hati dengan hati
Jangan coba dibawa lari

Awas, hati - hati dengan hati
Bisa-bisa jatuh hati

Jika hati sudah tersakiti
siapa yang akan mengobati
jika bukan diri sendiri yang menghibur diri

Jangan sampai galau karena hati
kita saja yang harus pintar jaga diri

Kecuali jika pasrah kepada Illahi Rabbi
Semua akan tuntas teratasi
tanpa perlu menyakiti diri

Shahibatii..
Serahkan lah semua urusan hati
Hanya kepada Sang Pemilik Hati

^^V

Meneladani Sosok Mujahidah Asma bint Yazid






Beliau seorang muslimah dari kalangan Anshar dan yang dikenal kaum muslimin sebagai wanita ahli hadits, orator ulung dan wanita mujahadah. Dengan keberaniannya untuk menyampaikan kebenaran maka beliau diberi gelar “orator muslimah”.

Beliau dikenal karena kehalusan perasaan dan budi bahasanya. Masuk Islam ketika masih remaja. Pada masa itu usia remaja sudah dianggap baligh, mukallaf dan sudah matang untuk menjalani kehidupan. Berbeda dengan keadaan zaman sekarang yang pada usia tersebut, belum bisa mandiri dan pandai mengambi hikmah dan pelajaran kehidupan. Namun Asma bint Yazid pada usianya yg masih remaja sudah bisa diandalkan dalam hal apapun. Usia remaja dimasa dahulu setara dengan usia dewasa dimasa sekarang. Betapa di zaman sekarang ini banyak faktor-faktor yang memundurkan potensi besar yang dimiliki dalam diri seorang remaja salah satunya melalui pendidikan di keluarga serta lingkungan yang tidak mendukung.

Beliau adalah sosok remaja yang tidak malu mengungkapkannpendapatnya selama menurutnya benar. Kritis dalam bertanya selama tidak melanggar syari’at. Berani dalam menolak kebathilan.
Pada tahun pertama hijriah, ketika Rasulullah melakukan bai’at terutama bai’at kepada kaum wanita, beliau pun ikut berbai’at. Keinginan nya untuk berbai’at muncul dari dalam dirinya sendiri tanpa ada tuntutan dari siapapun. Padahal ketika itu usianya masih remaja.

Dalam beberapa kitab shirah, ketika akan berbai’at Asma mengenakan gelang emas yang besar. Kemudian Rasulullah menyuruh melepaskan gelang tersebut. Tanpa bertanya alasannya, Asma pun langsung melatakkan gelang tersebut dihadapan Rasulullah. Hal ini bukan berarti Rasul melarang wanita mengenakan perhiasan dan bukan pula mengharamkannya. Hanya saja Rasulullah sedang menguji kaum muslimin untuk bersedekah, berkorban dengan harta untuk agama. Dan khawatir perhiasan itu mungundang menuju api neraka karena kecintaan kepada dunia dan perhiasannya.

Beliau termasuk ahli hadits, dan sangat tekun menyimah hadits yang disampaikan oleh Rasulullah. Beliau tidak malu untuk bertanya sampai paham dengan hadits yang disampaikan oleh Rasulullah.
Dengan sikap berani dan kritisnya, beliau pernah diutus oleh kaum wanita Anshar untuk protes menghadap kepada Rasulullah dalam menyampaikan aspirasi para wanita Anshar. Beliau menanyakan tentang kesetaraan amalan kaum laki-laki dengan kaum wanita. Yang mana kaum wanita gerak nya dalam berjuang dan membela Islam sangatlah terbatas dibandingkan amalan kaum laki-laki. Seperti jihad dalam berperang dan amalan2 lain yang tidak diwajibkan kepada kaum perempuan. Asma menanyakan tentang kaum wanita agar bisa menyamai pahala yang didapat oleh kaum lelaki disamping batas ruang gerak wanita dalam berjihad dan menjalankan perintah Allah dan Rasulnya.

Kemudian Rasul menanyakan pertanyaan retoris ( pertanyaan yang seharusnya tidak mesti dijawab ) kepada para shahabat, : “ Adakah pertanyaan yang lebih baik yang pernah kalian dengar dari wanita lain selain dirinya ?”.
Artinya pertanyaan yang diajukan oleh Asma adalah pertanyaan yang bagus dan cerdas. Kemudian Rasul menyuruh kepada Asma kembali untuk menyampaikan kepada kaum wanita, bahwa amalan dan ketaatan kepada suami , malayani dan selalu membuat suami gembira bisa menyamai pahala yang di dapat kaum lelaki.

Setelah para wanita Anshar tersebut mendengar jawaban dari Rasulullah yang disampaikan oleh Asma, sontak kaum wanita tersebut bertakbir mengamini kabar baik tersebut ^^.
Beliau pun termasuk muslimah yang turut berperang pada perang Yarmuk pada masa kekakhalifahan Umar bin Khattab dan berhasil menjatuhkan 9 orang tentara Romawi. Dengan senjata sebuah besi penyangga tenda.  Yang pada waktu itu kaum wanita hanya mengurusi masalah logistik, makanan dan obat-obatan. Walaupun beliau mendapati tubuhnya penuh dengan luka-luka, namun beliau selamat dalam perang tersebut.

Inilah kisah singkat teladan seorang shahabiyah cerdas, pemberani di zaman Rasulullah. Mari mengambil hikmah dari kisah Asma bahwa wanita harus senantiasa selalu bersemangat untuk mendapatkan ilmu dan merealisasikan ilmu yang didapat serta menjalankan suatu amalan dengan jalan yang benar. Tidak takut dan malu untuk menyampaikan sesuatu yang haq dan tidak segan untuk menolak kebathilan meskipun kebthilan itu datang dari orang yang dekat dengan kita, terlebih yang kita sayangi.
Semoga Allah meridhai hidup kita dengan selalu diberi kekuatan, keistiqamahan dan kesabaran untuk menjalani kehidupan dengan mencontoh teladan para Shahabiyah.  ^^V

Sumber Inspirasi : Kajian Muslimah Sore
Sirah Shahabiyyah_MQ Fm 102,70 Fm

Baitii Jannati ^^

Senin, 23 April 2012

Berbicara sedikit tentang malu >,< "


Maluu?? Apa sih malu ???

Malu, menurut kebanyakan orang mengartikan “makhluk bernama malu” ini  sebagai suatu akibat dari perbuatan,peristiwa atau kejadian yang berdampak kepada psikis kita yang menimbulkan rasa ketidakberhargaan diri , jatuhnya harga diri, atau bahasa mudahnya adalah hilang nya harga diri,, atau semacam nya... pokoknya malu dehhhh...emang iyaaaaa ??? uhmmm  ‘,’a

Apa iya seperti itu,,, berarti malu merupakan sikap yang tidak boleh dimiliki oleh diri kita dong.. tapi apa iya ???

Coba kita hayati dulu dari sumber yang akurat berikut ini ^^  >>>

Rasulullah menjadikan sifat malu bagian dari cabang iman. Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah bersabda, ''iman memiliki 60 atau 70 cabang. Paling utama adalah ucapan Laa ilaaha illallah', dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dijalan. Dan sifat malu adalah cabang dari keimanan." (HR. Muslim dalam kitab Iman, hadits nomor 51)

Dan ini >>>

Diriwayatkan dari Abdillah ibni Mas'ud  ia berkata, Rasulullah telah bersabda pada suatu hari : "Milikilah rasa malu pada Allah dengan sebenar-benarnya! Kami para Sahabat berkata: Wahai Rasulullah sesungguhnya kami alhamdulillah telah memiliki rasa malu. Rasulullah bersabda: "Bukan sekedar itu akan tetapi barang siapa yang malu dari Allah dengan sesungguhnya hendaknya menjaga kepalanya dan apa yang ada didalamnya, hendaknya ia menjaga apa yang ada diperutnya dan yang ada didalamnya, hendaknya ia mengingat mati dan hari kehancuran. Dan barang siapa menginginkan akhirat ia akan meninggalkan hiasan dunia. Barang siapa yang mengerjakan itu semua berarti ia telah malu kepada Allah dengan sesungguhnya." (Musnad Ahmad)

Sebetulnya masih banyak hadits2 atau ayat al-quran terkait masalah malu. Tapi saya memberi kesempatan kepada anda untuk mencari lebih banyak hal-hal yang berkaitan dengan  malu,,, hehe ^^
Malu mempunyai tempat tersendiri. Ada saat nya kita menempatkan malu pada tempat yang tepat. Dan memang seharusnya kita menempatkan rasa malu ditempat yang sepantasnya, agar malu itu tidak protes ketika kita menempatkannya di tempat yang tidak pantas untuk dia bersemayam disana...

 ( * waaahhh kayak apa aja, bersemayam hihihi ^^)

Tapi serius lho.. masalah malu ini memang sangat dekat dengan kita, dan kadang-kadang kita harus bisa menyikapinya dengan bijak ( deeeuuhh apa pula nih ,, )

( Eeeehh, mulai serius neeehh >,< ).

Eheeemmm,,, begini kawan,, ketika kita melakukan suatu tindakan berupa hal positif dan hal tersebut menunjang kebaikan untuk diri kita, untuk apa kita malu. Jika kita tidak melakukan hal yang memalukan untuk apa kita malu. Apalagi melakukan suatu perbuatan yang baik buat kita, lebih-lebih untuk orang lain. Untuk apa malu.

Allah memang menganugerahkan kita sifat malu agar kita dapat membatasi pergaulan kita, sikap kita de el el nya dech... hehe.
Terkadang saya pun sering sekali menempatkan rasa malu tidak sesuai pada tempatnya. Dan akibatnya itu sungguh betul2 merugikan gue bangeeeuuuuddd... >,<”.

Jadi, bagi yang pemalu bangeddd seperti saya ini , ups... . cobalah mulai sekarang memberanikan diri untuk melakukan hal yang positif untuk diri sendiri, terlebih yang berdampak baik pula untuk orang lain. Karena sebaik baik muslim adalah yang bermanfaat bagi saudaranya. Tapi jangan mau dimanfaatin yaa... hehe ^^V.
Berbicara tentang wanita, ada yang bilang kalau “ muslimah cantik, menjadikan rasa malu sebagai mahkotanya” => sms s’orang sahabat ^^V.

Namun, merenungi kalimat tersebut memang benar adanya. Muslimah /wanita yang menjaga rasa malunya ( malu u/ hal2 tertentu ) akan terlihat lebih cantik, lebih anggun. Iya gitu ??? coba aja liat. Beda deh, muslimah/wanita yang menjaga diri dengan rasa malunya dengan muslimah/wanita yang “selebor/betingkah seenaknya”. Lebih adem liat yang mana coba  ????

Ahhhh.. gak usah ditanya dech. Secuek2 nya orang , dalam dirinya masih terselip untuk melihat sesuatu yang dipandang baik, dan memang baik. Meski pada akhirnya sok’ cuek. Tapi dalam hati, yakin deh membenarkan ,,, hehe ^.^a

Yaaaaaaaahhh. Asal jangan malu2in aja dah yaaakkk...

Sayang nya sekarang itu, makin banyak aja yaaa,, para wanita yang udah gak peduli lagi sama harga dirinya, dan menanggalkan rasa malu itu dari dirinya, sementara Allah telah menganugerahkan rasa malu kepada wanita sebagai mahkota kemuliaanya.. ckckc...
*geleng2.com

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاء
“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.” (HR. Ibnu Majah no. 4181. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain,

الحَيَاءُ وَالإيمَانُ قُرِنَا جَمِيعًا ، فَإنْ رُفِعَ أحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَر
“Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”(HR. Al Hakim dalam Mustadroknya 1/73. Al Hakim mengatakan sesuai syarat Bukhari Muslim, begitu pula Adz Dzahabi).

 Yaaahhh sudah selaiknya kita ( yg merasa wanita ) menjaga kehormatan diri dengan perisai malu. Dengan begitu kita mulia bukan dari pandangan manusia saja, tapi mulia dihadapan Allah SWT lebih utama ^,^V.

Entri Populer

Total Tayangan Halaman